Sabtu, 22 Juni 2013

KEPRI RICUH TOLAK KENAIKAN BBM


Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Kepri Ricuh

Kepulauan Riau,"kba.GALANG"

Headline
(Foto: inilah.com/ilustrasi)
Oleh: Harian Haluan Kepri
sindikasi - Sabtu, 8 Juni 2013 | 03:15 WIB

INILAH.COM, Tanjungpinang - Ratusan aktivis mahasiswa di Provinsi Kepri yang bergabung dalam Jaringan Informasi Mahasiswa (JIM) Kepri dan Gerakan Aliansi Mahasiswa (GAM) Kepri turun ke jalan menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Jumat (7/6) mulai pukul 13.00 WIB. Aksi yang berlangsung di depan Gedung Daerah Kepri di Kota Tanjungpinang itu berujung ricuh.

Dalam aksi tersebut sempat terjadi adu fisik antara polisi dan mahasiswa yang mengakibatakan tiga mahasiswa mengalami luka-luka. Sebelum bentrok, sebuah mobil tangki minyak yang melintas di lokasi, sempat dikejar dan dilempari oleh mahasiswa. Di saat bersamaan melintas pula mobil salah satu dinas di Pemprov Kepri yang membuat mahasiswa kian panas.

Mahasiswa menyetop mobil dan langsung menaiki bagian depan, bagian samping dan belakang mobil. Namun tindakan para mahasiswa itu dihentikan oleh petugas kepolisian. Polisi bertindak tegas dengan melakukan penraikan terhadap mahasiswa yang berada di atas mobil tersebut hingga terjadi adu pukul.

Sejumlah mahasiswa yang terjatuh di tengah jalan, terus dikejar petugas hingga terjadi insiden pemukulan dan penendangan terhadap mahasiswa oleh polisi. Tiga mahasiswa terluka di bagian pelipis bernama Dimas Prayoga, Urai Rahmat terluka di bagian belakang telinga serta M Auliansyah luka di bagian kepala.

Atas kejadian tersebut mahasiswa meminta pertanggungjawaban Kapolres Tanjungpinang yang berada di lokasi.

Salah satu mahasiswa yang melakukan orasi Urai Rahmat mengatakan, mahasiswa hanya meminta kepada Gubernur Kepri HM Sani untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa yang menyuarakan jeritan masyarakat. Mahasiswa meminta aspirasi ini disampaikan Gubernur kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bawa masyarakat Kepri menolak kenaikan BBM.

"Kenapa kami dipukuli polisi sampai terluka seperti ini? Padahal kami cuma ingin menyampaikan aspirasi dan menyuarakan hati masyarakat yang sekarang ini sudah susah dan ditambah lagi dengan kenaikan BBM. Mana hati nurani dari pemimpin di negeri ini," kata Urai dalam orasinya.

Aksi mahasiswa diawali dengan berkumpul pada dua titik yakni di kawasan GOR Kaca Puri dan di depan Kantor KPU Kepri di Tanjungpinang. Kemudian, mereka long march ke Gedung Daerah. Dalam aksinya, mahasiswa mengusung berbagai poster dan spanduk besar bertuliskan, "Tolak Kenaikan Harga BBM, Turunkan SBY!!!"

Berselang beberapa menit, aksi kedua dari Kaca Puri juga tiba di depan Gedung Derah, dengan masa yang lebih banyak lagi. Ratusan mahasiswa ini sempat membuat kemacetan di Jalan Yusuf Kahar Tanjungpinang.

Awal penjagaan oleh pihak kepolisian sangat renggang dan sedikit. Hal itu membuat aksi mahasiswa menjadi bebas dan mereka mencoba menerobos masuk dari pintu samping Gedung Daerah dengan cara menggoyangkan pagar besi. Beberapa mahasiswa juga tampak mencoba memanjat pagar tersebut.

Namun, usaha mereka dapat digagalkan sejumlah polisi yang berjaga. Semakin lama, kondisi pendemo semakin tidak terkontrol, Kapolres Tanjungpinang AKBP Patar Gunawan pun langsung turun ke lokasi.

Hal tersebut, tidak membuat para mahasiawa ini gentar untuk menyampaikan orasi penolakan kenaikan BBM tersebut. Cuaca yang panas tidak membuat para mahasiswa berhenti untuk menyampaikan aspirasinya, pembakaran ban bekas pun terjadi.

Dorongan-dorongan, kepada barisan depan polisi juga tidak bisa terbendung. Ratusan Mahasiswa ini, bersorak menyampaikan peryataan sikapnya, "Turunkan SBY-Boediono" harga mati untuk sebuah kebenaran, ketika usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam tanpa alasan, dituduh subversif dan menggangu keamanan. Hanya ada satu kata LAWAN, mundur adalah suatu penghianatan.

Mahasiswa menolak dengan tegas kenaikan harga BBM, karena yang merasakan dampak dari kenaikan ini adalah rakyat yang mengakibatkan rakyat terhimpit dan tercekik oleh keadaan.
Mahasiswa mencium aroma politik dalam rencana kenaikan BBM ini, yang hanya menguntungkan oknum-oknum tertentu dan rakyat yang mendapatkan imbasnya.

Dalam pernyataan sikapnya, mahasiswa juga menolak adanya BLT (bantuan langsung tunai) yang diperuntukkan kepada rakyat. Mereka menilai BLT merupakan suatu bentuk pembodohan pemerintah kepada rakyatnya.

Aksi mahasiswa ini mendapatkan simpati dari masyarakat. Tak sedikit warga yang bergabung dalam aksi itu.

"Saya mendukung mahasiswa menentang kenaikan BBM oleh pemerintah. Seharusnya pemerintah peka terhadap kesusahan yang dialami oleh masyarakat kecil seperti saya ini," kata Butet, salah satu warga.

Sementara itu, pihak kepolisian membantah adanya pemukulan terhadap mahasiswa yang sedang berunjukrasa. Sejumlah petugas polisi juga dilaporkan ada yang terkena pukulan yang berasal dari tiang-tiang bendera yang dibawa mahasiswa.//sumber harian berita pagi// [mes]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar