Kamis, 24 Maret 2011

PT ASDP Indonesia Cabang Merak Bermasala

Kepala Pelabuhan dan Manajer Operasi Dicopot

OLEH: IMAN NUR ROSYADI


Serang – Di tengah peristiwa antrean truk yang tak kunjung teratasi di Pelabuhan Penyeberangan Merak, secara mendadak jabatan Teja Suparna, Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Merak, bersama Manajer Operasional, Endi Juhendi, dicopot. 

Penggantian itu terjadi di Kantor PT ASDP Indonesia Ferry Merak, Rabu (23/3) siang. Sementara itu, Kamis (24/3) pagi, antrean truk kembali memanjang hingga 5 kilometer (km) dari pelabuhan.
Cristin Hutabarat, Sekre­taris Perusahaan PT ASDP Indo­nesia Ferry melalui Hu­masnya, Mario Sardadi, membenarkan penggantian jabatan itu. Teja Suparna diganti oleh La Mane dari PT ASDP Indonesia Ferry Ambon. “Kalau Bapak Endin, saya belum mendapatkan kepastian karena surat keputusannya belum diterima,” ujar Mario Sardadi.

Selanjutnya, Teja Suparna ditugaskan sebagai staf ahli direksi di Kantor Pusat PT ASDP Ferry Indonesia. Cristin Hutabarat menegaskan, penggantian jabatan atau rotasi jabatan merupakan hal biasa di lingkungan badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola pelabuhan penyeberangan di Indonesia.
Tujuannya untuk melakukan penyegaran. Peng­gantian jabatan ini tidak berkaitan dengan apa-apa, terutama antrean truk.

Sementara itu, antrean truk kembali terjadi sejak Rabu sore. Hingga Kamis pagi, antrean truk itu mencapai 5 km dari gerbang pelabuhan atau mendekati pintu Tol Jakarta-Merak di Cikuasa Atas, Kota Cilegon. Penyebabnya yaitu kapasitas angkut kapal ro-ro anjlok karena dari 27 kapal roro, termasuk kapal bantuan, kini tinggal 19 kapal ro-ro yang beroperasi di Selat Sunda. Dari sembilan armada kapal yang selama ini diperbantukan di Pelabuhan Merak, yang tersisa hanya dua kapal. Sementara itu, lima kapal rusak dan harus docking, sedanng­kan dua kapal lainnya ditarik ke lintasan semula.

Dua kapal yang masih ber­operasi yakni KMP Rodhita dan KMP Dharma Ferry IX. Sementara itu, lima kapal bantuan yang mengalami keru­sakan dan diharuskan docking yaitu KMP Kalibodri, KMP Ganda Dewata, Pulo Tello, KMP Ferrindo V, dan KMP Bontang Express. Sementara itu, dua kapal KMP BRR milik Pemda Aceh sudah ditarik empat hari lalu, serta KRI Teluk Kambani 971 milik TNI AL ditarik dua hari lalu.

Kapal Tua
Menurut catatan, kapal ro-ro yang beroperasi di Selat Sunda berusia lebih dari 30 ta­hun. Namun pengelola pela­buhan (PT ASDP Indonesia Ferry), Administratur Pela­buhan (Adpel) Banten, dan Ga­bungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penye­be­rang­an (Gapasdap) dengan bang­ga sering menyatakan, kapal ro-ro itu masih laik operasi.

Kenyataanya, kapal tua ini harus lego jangkar (istirahat) selama dua hari setelah tiga hari beroperasi dan sering menjalani docking (perawatan). Docking dalam setahun bisa dilakukan lebih sekali. Peris­tiwa kerusakan kecil dari kapal ro-ro pun sering terjadi, mulai dari pintu penumpang yang tak bisa membuka, mesin kapal macet, dan sejenisnya. Semen­tara itu, peristiwa besar terjadi belum lama ini dengan terbakarnya KMP Lautan Teduh 2, yang menewaskan 30 orang.tempo interaktif//kba.ajiinews//galang//
Share This :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar