Menuju “Taman Eden”
OLEH: HENDRIK LIM
![]() |
Hal pertama yang harus terjadi dalam diri kita masing masing ketika memulai perjalanan menuju tempat yang kita inginkan adalah sebuah afirmasi dalam diri bahwa kitalah yang bertanggung jawab 100 persen atas apa yang akan kita capai dalam kehidupan ini, bukan 75 atau 90 persen.
Kita tidak bisa menyewa atau merekrut orang lain untuk mewujudkan apa yang kita mau.
Jadi, posisi fundamental tentang kepemilikan dan tanggung jawab ini mesti jelas. Dan kita sendirilah yang harus memvisualkan dalam pikiran kita sendiri, apa yang mau kita capai; apa yang akan kita lihat kalau hal-hal tersebut telah terjadi dan dalam genggaman kita.
Kita sendirilah yang melakukan afirmasi diri pada diri sendiri, agar tidak terdistraksi oleh impitan kesulitan saat tekanan itu menghadang, saat kita dalam perjalanan menuju destinasi.
Kita sendiri yang harus benar-benar jelas, apa sih yang mau kita ciptakan itu, ini mesti jelas. Kemudian memfokuskan diri kepada pencapaian hal-hal tersebut, dan mulai mengerjakannya. Tanpa mengerjakannya, ia hanya akan menjadi sebuah utopia.
Tanpa pemahaman posisi kepemilikan bahwa kita yang bertanggung jawab atas apa yang hendak kita capai, orang cenderung menyalahkan pihak lain atas apa yang tidak dicapainya, dan menempatkan pihak lain sebagai penanggung jawab atas apa yang tidak terjadi dalam hidup kita.
Hal kedua yang sering terjadi, kita mengeluh. Mengeluh berarti mengakui ada alternatif yang lebih baik, tetapi kita tidak bersedia mengambil alih kepemilikan dan mengusahakannya, dan menumpahkan harapan atas terwujudnya keadaan yang kita inginkan tersebut ke pundak orang lain. Sebagai konsekuensinya, kita mengeluh ketika itu tidak terjadi.
Putuskan dan buatlah ketetapan di dalam hati kecil Anda, bagaimana Anda ingin mengisi hari-hari depan Anda. Mesti diputuskan, kehidupan seperti apa yang ingin anda jalani.
Kalau selama ini Anda hanya membiarkan waktu berjalan saja, dan bersikap reaktif terhadap kejadian, lihat output-nya atas kualitas hidup Anda hari ini: apakah Anda senang dan bahagia dengan hidup Anda; apakah Anda puas menjalani hari-hari tersebut? Karena kualitas hidup Anda hari ini adalah buah atau produk dari kebiasaan cara berpikir Anda selama ini. Dan jika kita melakukan hal yang sama, hasilnya tidak akan ada yang berubah. Kita mendapatkan apa yang telah kita dapatkan selama ini.
Hidup seperti apa yang Anda inginkan? Anda ingin menjadi orang dengan kualitas seperti apa? Hal-hal seperti apa yang ingin Anda miliki atau kerjakan dalam hidup ini? Kemudian imajinasikan betapa bergairahnya kalau Anda bisa menjalani hari-hari ideal Anda, hari hari yang sesuai dengan yang Anda impikan tersebut. Apa itu hari ideal Anda? Semua kejadian dimulai dari satu hal yang paling penting: Anda memutuskannya. Anda ingin jadi kaya, tapi belum kaya? Hmm... Saya bisa bertaruh Anda belum pernah memutuskan dalam diri dan senang mendengar suara kecil dalam hati Anda yang berseru: “Saya ingin menjadi kaya!”
Kalau saat membaca kalimat “Saya ingin menjadi kaya” Anda merasa kurang nyaman maka saya berani bertaruh kondisi dompet Anda sangat memprihatinkan. Kalau Anda nyaman maka langkah berikutnya adalah menaikkan level teriakan di atas menjadi: “Saya memilih untuk menjadi kaya”.
Setelah itu Anda bisa tancap gas dengan memompa komitmen dengan berkata dalam hati: “Saya komitmen untuk menjadi kaya”. Setelah itu jalan setapak menuju “Taman Eden” akan terbuka. Kekayaan dan kemakmuran memungkinkan Anda melakukan hal-hal yang Anda inginkan. Ia menjadi sarana yang sangat ampuh untuk mengizinkan Anda menjalani hidup sesuai pilihan yang Anda kehendaki. Kondisi emosional Anda menjadi jauh lebih stabil dan tidak dirampok habis-habisan oleh kurasan energi dan emosi keterbatasan ekonomi setiap hari. Tingkat hubungan Anda juga akan sangat meningkat. Dan semua itu dimulai dari starting point: Anda memutuskan untuk menjadi kaya.n-penulis adalah praktisi bisnis internasionalsumber -sinar harapapan.//kba.ajiinews//.
hi, thanks redaksi galang.,
BalasHapussalam kenal
hendrik lim