Kamis, 20 Januari 2011

Jepang Masih Mau Pegang Saham PT Inalum

Pemerintah Tolak Usulan Jepang Pegang Sebagian Saham di Inalum PDF Cetak Email
Jakarta,"kba.GALANG"
Pemerintah tolak keinginan Jepang yang ingin tetap mendapatkan porsi saham di PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), meski hanya sebagian kecil. Sedangkan pemerintah ingin Inalum sepenuhnya dikuasai nasional.

“Dia (Jepang) ingin diteruskan, meskipun mungkin sahamnya dikurangi. Tapi kita cenderung mau diselesaikan,” ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (20/1).

Dari pihak Indonesia, jelas Hidayat, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menginginkan kepemilikan Inalum diserahkan pada BUMN yang telah ada atau membentuk BUMN baru. Sedangkan, Wakil Presiden Boediono menginginkan adanya tender terbuka.

"Saya mendapat instruksi dari Wakil Presiden, prinsipnya beliau ingin ditenderkan secara terbuka, sehingga bisa dilihat secara transparan mana yang punya kompetensi dan bisa mengelola ini secara lebih baik dibandingkan dengan Jepang,” ujarnya.

Menurut Hidayat, dalam penyelesaian kepemilikan perusahaan tersebut terdapat 2 tahap. Pertama, pengambilalihan kemudian pembicaraan secara internal. “Kan saya baru mendapat pengarahan secara prinsip. Saya menganggap ada 2 tahap, pertama menyelesaikan take over dengan segala implikasinya, dan pengaturan sampai 2013 itu, baru kita ngomongin internal Indonesia, siapa dan bagaimana, dan itu saya masih banyak waktu, karena saya harus konsultasi dengan Presiden, Wapres dengan Pak Hatta,” ujarnya.

Namun RI Akan Perhatikan Keberatan Jepang

Sebagai Ketua Tim Negosiasi, Hidayat menyatakan pembahasan mengenai Inalum ini akan dilanjutkan kembali sekitar awal Februari. Hidayat mengaku siap seandainya dalam keputusan perundingan mengharuskan pihaknya mengambil alih perusahaan aluminium tersebut. Namun, tentu pihak Indonesia akan memperhatikan keberatan dari pihak Jepang.

“Intinya kalau kepentingan nasional kita mengharuskan atau meminta kita mengambil alih Inalum, ya kita ambil alih, kan 2013 ya waktu berakhir. Tapi kan harus dibicarakan catatan dan keberatannya dari pihak Jepang seperti apa. Lalu menjelang 3 tahun itu bagaimana mengaturnya, kalau sudah selesai saya akan lapor ke dewan pembina dan kepada Presiden,” jelasnya.

Seperti diketahui Inalum merupakan sebuah perusahaan patungan antara Indonesia dengan Jepang, yang bergerak dalam industri aluminium dengan kapasitas produksi sekitar 230.000-240.000 ton per tahun. Pemerintah Indonesia menguasai kepemilikan sebesar 41,13% saham di perusahaan itu, sementara sisanya sebesar 58,87% dikuasai Jepang.

Inalum merupakan satu-satunya perusahaan lokal yang bergerak di sektor produksi aluminium. Selama ini, hasil produksi Inalum sebagian besar dikirim ke Jepang, dan Indonesia sendiri harus mengimpor alumunium dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dari negosiasi dengan Jepang akan menentukan apakah PT Inalum setelah 2013 akan dikuasai oleh Indonesia seluruhnya atau porsi saham Jepang akan tetap ada di Inalum atau kerjasama akan terus dilanjutkan.sumber analisa (dtc)-//kba.ajiinews//galang//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar