Kamis, 20 Januari 2011

Dirjen Sejarah Purbakala Kemenbudpar Museum

Museum Batak Harus Menjadi Kebanggaan PDF Cetak Email

Balige,"kba.GALANG"

Dirjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, Ir Aurora Tambunan, MSi menyatakan Museum Batak yang baru saja diresmikan Presiden SBY harus menjadi kebanggaan Orang Batak khususnya dan Indonesia.

"Museum Batak yang modern dan megah ini dirancang dengan demikian hidup sehingga setiap pengunjung yang datang ke sini merasa nyaman," ujar Aurora didampingi Intan Mardiana, Direktur Museum di Dirjen Sejarah dan Purbakala serta Masrina Silalahi, Direktur Museum Batak, sesaat setelah peresmian Museum Batak di Balige, Selasa (18/1).

Dijelaskan Aurora, Presiden RI telah menetapkan Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, dimana pada prioritas ke-11 adalah tentang Kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi. Khususnya revitalisasi museum sebagai salah satu program.

Sebagai jabaran dari Inpres tersebut dalam renstra Kemenbudpar 2010-2014 revitalisasi museum menjadi salah satu program unggulan dan dilaksanakan Dirjen Sejarah dan Purbakala.

Pada tahun 2010, dengan dana APBN direvitalisasi enam museum yaitu Museum Batak di Balige, Museum Provinsi Nusa Tenggara Barat, Museum Provinsi Kalimantan Barat, Museum Provinsi Sumatera Utara, Museum Provinsi Jambi, dan Museum Provinsi Jawa Timur.

"Museum terdiri dari Museum Pemerintah Pusat, Pemda dan Swasta. Kami sangat mengapresiasi usaha masyarakat untuk membangun museum swasta yang berskala nasional. Untuk itu kita selalu memberikan fasilitasi berupa tenaga ahli maupun fasilitas-fasilitas lain. Sebab sebuah museum harus memenuhi standar museologis. Mudah-mudahan dari daerah lain ada juga masyarakat yang melakukan hal seperti yang diupayakan TB Silalahi melalui Museum Batak ini," harapnya.

Museum Etnologi

Sementara itu, Intan Mardiana menyebutkan revitalisasi Museum Batak difokuskan pada penyajian di ruang pameran tetap.

"Museum ini merupakan salah satu jenis museum etnologi yang terbilang jarang di Indonesia. Kami harapkan komunitas kebudayaan Batak baik dari Toba, Simalungun, Karo, Pakpak Dairi, Mandailing, dan Angkola juga turut berpartisipasi untuk mengembangkan Museum Batak ke depan. Museum ini juga dapat dijadikan contoh oleh daerah-daerah lain untuk mendirikan museum etnologi, mengingat Indonesia kaya akan etnik," tegasnya.

Ditambahkannya, jika ada tenaga tetap di Museum Batak yang memiliki kemampuan, mereka dapat mengikuti program spesialis setara dengan S2 yang diselenggakan oleh Direktorat Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan tiga universitas. Pendidikan ini telah dirintis oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sejak 2006 dengan Universitas Padjajaran, dan baru-baru ini dengan Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.sumber analisa (saur)-//kba.ajiinews//galang//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar