Minggu, 23 Januari 2011

Dua Dosen Pertanian Unhas Dikukuhkan Jadi Profesor





Makasar-"kba.GALANG"

 Dua dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas dikukuhkan menjadi guru besar di gedung rektorat Unhas, Rabu, 19 Januari. Keduanya adalah Prof Dr Sumbangan Badja dan Prof Dr Salengke.

Dalam upacara penerimaan guru besar, Sumbangan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Peran Besar Sistem Informasi Geospasial dan Tataguna Lahan dalam Pembangunan Wilayah secara Berkelanjutan".

Sumbangan mengatakan pembangunan terus berjalan dan ruang kita semakin terbatas. Pola pemanfaatan lahan terus berubah, sementara lahan terus mengalami tekanan dalam aktivitas pengembangan wilayah. Untuk itu dalam pembangunan wilayah yang berkeseimbangan, maka kontribusi yang diharapkan adalah adaptasi teknologi dan sistem informasi geospasial (SIG).

Menurut pria kelahiran Tabona, Maluku Utara 29 Desember 1963 ini, adaptasi itu harus ada pada setiap langkah dari proses perencanaan tata ruang wilayah, serta dukungan kajian akademis berbasis ruang yang kuat. Adapun strategi yang perlu ditempuh kata Baja adalah penguatan sistem informasi atau database geospasial wilayah.

"Perlu dilakukan skema standardisasi database wilayah, sejalan dengan penguatan humanware, sehingga proses pemuktahiran data dan monitoring perubahan harus selalu dilakukan untuk mengikuti perkembangan yang terjadi," beber Doktor dari Sidney University, Australia, 2002 ini.

Selain Sumbangan Baja, kemarin Prof Dr Ir Salengke, MSc dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Food Process Engineering. Doktor dari Department of Food, Agricultural, and Biological Engineering di Ohio State University, USA, 2000 ini mengambil topik orasi "Inovasi Teknologi Pengolahan Berbasis Thermal dan Nonthermal untuk Menunjang Ketahanan Pangan."

Pria kelahiran Kalosi, Kabupaten Enrekang 7 Juni 1963 ini, teknologi dalam bidang sterilisasi dan pasteurisasi bahan pangan makin maju termasuk teknologi thermal dan nonthermal. Teknologi thermal meliputi teknologi asepktik, teknologi ohmic, teknologi microwave, teknologi radiasi dengan sinar inframerah, dan teknologi pasteurisasi dengan gelombang radio. Adapun non-thermal meliputi teknologi Pulsed Electric Field  (PEF), Teknologi High Pressure Processing (HPP), Pulsed Light (PL), teknologi ozone, teknologi irradiasi (gamma radiation), dan teknologi pasteurisasi dengan sinar X dan electron beam.

Lulusan Magister dan Doktor dari The Ohio State University, Columbus, Ohip, USA ini menjelaskan, tren permintaan konsumen untuk produk pangan dengan karakteristik segar, rasa, dan aroma alami, serta memiliki nilai nutrisi yang tinggi, telah memantik para peneliti mengembangkan teknologi baru dalam bidang pengolahan pangan, seperti teknologi sterilisasi tanpa pemanasan (non-thermal sterilization technology).

Salah satunya, teknologi PEF yang menggunakan arus listrik bertegangan sangat tinggi dalam siklus waktu yang sangat singkat untuk mematikan sel-sel mikro-organisme tanpa disertai proses pemanasan-sumber fajar.on line(nin)-//kba,ajiinews//galang//.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar