Akibat Rumpon Are-Are, Ratusan Nelayan Jaring Mogok Melaut
Indramayu -"kba.ajiinews"
Ratusan nelayan jaring yang berasal dari pelabuhan Karangsong Indramayu memilih untuk tidak melaut, pasalnya banyak rumpon are-are (jenis rumah ikan buatan) yang dipasang oleh para nelayan rumpon dari Jepara Jawa Tengah di sepanjang titik pencarian ikan wilayah selatan dan utara laut Jawa.
Nelayan menunggu instansi berwenang membersihkan rumpon tersebut. Kerugian nelayan Indramayu mencapai puluhan juta rupiah.
Atas kejadian itu, banyak juga kapal-kapal yang tengah melaut diperintahkan oleh para juragannya (pemilik kapal) untuk kembali ke darat. Mereka khawatir akan terjadi konflik antar nelayan jaring dengan nelayan rumpon are-are.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat, Ono Surono menegaskan harus ada kesepakatan dan komunikasi sehingga di lapangan tidak terjadi bentrokan antar nelayan terkait masalah tersebut.
"Kita akan bahas persoalan antara nelayan Indramayu dengan nelayan Rembang ini ke Diskanla Provinsi hari ini," ujar Ono Surono, Senin (27/5/13).
Hal itu dibenarkan oleh salah satu Nahkoda, Sakuri. Menurutnya, setiap melaut, nelayan jaring harus menanggung kerugian puluhan juta rupiah. Kerugian ini akibat jaring yang ditebar mengalami kerusakan setelah tersangkut rumpon are-are.
"Di sepanjang laut Jawa-Kalimantan sudah banyak rumpon are-are. Ini sangat mengganggu aktivitas nelayan jaring dalam mencari ikan," salah satu nahkoda, Sakuri.
Ia memaparkan, kerusakan jaring ini rata-rata untuk sekali berangkat melaut mencapai Rp 20 juta. Kerugian ini, harus ditanggung oleh para ABK yang secara otomatis akan mengurangi pendapatan mereka.
"Nelayan Indramayu sudah banyak dirugikan terkait banyaknya rumpon," tegas Sakuri yang diamini oleh puluhan nahkoda lainnya.
Pihaknya mendesak pihak berwenang, agar nelayan are-are untuk mengganti pola penangkapannya, pasalnya setiap nelayan Indramayu tanam jaring selalu ditimpali dengan menanam rumpon oleh nelayan are-are.
Ia menyarankan, agar usai melakukan aktivitas penangkapan ikan, rumpon yang ditanam itu dibawa kembali atau merubah dengan cara menggunakan rumpon klewer seperti nelayan asal kabupaten Batang, Pekalongan dan Tegal.
"Bila masih saja mereka menggunakan rumpon are-are, konflik antar nelayan terus berlanjut. Lebih baik kami di darat saja daripada harus merugi akibat jaring rusak," katanya.
Sementara itu, menurut sekretaris HNSI Kabupaten Subang, Yanto mengatakan akan secepatnya menyarankan kepada nelayan rumpon are-are yang berpangkalan di KUD Mina Fajar Sidik, Blanakan-Subang untuk merubah sistem penangkapan ikan dengan alat yang tidak merugikan nelayan lainnya.
"Kita sudah tegaskan kepada juru mudi untuk menggunakan alat tangkap yang tidak merugikan," tandas Yanto.
Sumber: cuplik.com, Koran Fajar Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar