Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum :
Hasil Pekerjaan PT Polly Jasa Persada Dan PT Delima Agung Utama Amburadul
Cirebon-kba-"kantor berita ajiinews "
Dampak terjadinya dugaan Kolusi Korupsi Nepotisme (KKN) dalam hal setoran aliran dana agar sejumlah paket tersebut diterima di daerah sehingga biaya uang pelican untuk pengusungan sejumlah paket proyek cukup besar dimakan oleh oknum siluman tikus-tikus korupsi
.Hal ini membuat sejumlah oknum pengusaha tikus korupsi tersbut berupaya mengusung paket proyek APBN berani mengeluarkan dan pelicin agar paket tersebut diterima di daerah Indramayu.Paket sumber dana APBN dari pusat khusunya Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung Cirebon Jawa Barat.
Menurut sumber Rakyat Oposisi seorang pengusaha yang memiliki dana tetapi tidak mau mengeluarkan dana pelican,pada saat lelang melalui system LPSE tetap kalah ,karena dugaan siluman tikus tikus korupsi tersebut dari manual lelang sampai dengan system LPSE semakin membengkak
.Hal inilaah oknum pejabat terasi BBWSC Cisanggarung Cirebon diduga kolaborasi dengan pengusaha untuk mengatur semua peserta lelang dapat dimenangkan oleh pengusung awal pekerjaan.
Sindikat ini sudah lama berlangsung namun aparat penegak hokum di daerah matanya ditutup dengan jaring- jaring rupiah,sehingga sampai saat ini belum terbongkar.
Padahal inlah musuh Negara yang terberat menghancurkan dana APBN tidak tepat sasaran.Dijelaskan suumber Rakyat Oposisi juga pengusaha di Indramayu dan Cirebon bahwa dari tahun ke tahun sudah ditentukan peruahaan yang akan menangani pekerjaan proyek di BBWSCC Cirebon.
Adapun pekerjaan oknum tersebut amburadul di lapangan baik sejumlah LSM dan Wartawan di daerah diduga telah terbius dengan adanya uang tutup mata,sehingga pemberitaan tidak ada yang kritis.Untuk itu agar Rakyat Oposisi bela rakyat sampai kiamat tetap membuka tabir tersebut agar diketahui oleh public.
Guna mengantisipasi kebocoran dana APBN dari Kementerian Pekerjaan Umum pusat yang digulirkan untuk sarana prasarana pembangunan daerah ,seharusnya lebih tanggap dan cepat berbagai laporan temuan penyampaian masyarakat terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Karena semua anggaran itu adalah beban rakyat,pabila disalah gunakan jelas dugaan adanya kebocoran di berbagai pelaksanaan pekerjaan khusunya pembangunan Break Water Tirtamaya Maya Indramayu Jabar.
Sesuai dengan surat konfirmasi tertulis Rakyat Oposisi Nomor 02/BJB-RO/V/2012 pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta, (14/5) lalu .
Mempertanyakan tentang kinerja bahwa tahun anggaran 2011 di Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung Cirebon dapat dana untuk Pekerjaan Pemecah Gelombang (Break Water} lokasi Pantai Tirtamaya Kab.Indramayu.Sumber dana APBN nilai Rp 7.917.000.000,- dikerjakan oleh kontraktor PT Delima Agung Utama dan PT Polly Jasa Persada.Hasil pekerjaannya di lapangan kedua perusahaan tersebut amburadul break water Tirtamaya Indramayu.
Demi transparansi pelaksanaan anggaran berasal dari APBN pada public,Rakyat Oposisi bela rakyat sampai kiamat,menyampaikan Sembilan pertanyaan yang tidak bias di jawab oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum,hal ini menurut pengamatan sejumlah Lemabaga Swadaya Masyarakat Dewan Pimpinan Pusat LSM Garuda –RI dan LSM Aliansi Pemantau Korupsi (APK) adanya keterlibatan para oknum pejabat teras di lingkungan tersebut,
Sehingga sejumlah pertanyaan Rakyat Oposisi tidak bisa di jawab,hal ini juga pengamatan LSM baik Jakarta maupun Daerah tentang pekerjaan Break Water Tirtamaya harus diusut tuntas oleh pihak aparat penegak hokum.Dengan tidak menutup kemungkinan para oknum Setingkat Kementerian Pekerjaan Umum beserta oknum Kepala BBWSC Cisanggarung, Priyo Sambodo dan Satker Nana Supriyatna,
para Konsultan Pengawas proyek pekerjaan beserta pengusaha /rekanan pemenang tender terlibat dugaan Kolusi Korupsi Nepotisme (KKN) mencari keuntungan pribadi
Karena baru hitungan bulan pekerjaan tersebut hancur, dugaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh rekanan asal jadi alias diduga
terjadi pelanggaran bestek ,mengurangi akhirnya berdampak hasil pekerjaan tersebut hancur di lapangan.Hal ini seharusnya keterlibatan beberapa oknum pejabat tinggi ,baik dari Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Cirebon, Ir Priyo Sambodo ME, dan Satker Nana Supriyatna.
Hal itu terlihat pekerjaan Break Water
,pemecanh gelombang,mengantisipasi abrasi pantai.ternyata break water yang baru dibangun sekian bulan sudah hancur di terjang ombak kecil.Ternyata kekuatan bangunan tersbut tidak kuat menahan ombak yang kecil.Sehingga muncul dugaan LSM hasil pekerjaan tersebut kurang produktif buang-buang anggaran
miliaran rupiah.
Pristiwa kerusakan Break Water di Pantai Tirtamaya Indramayu, dikerjakan oleh kontraktor PT Delima Agung Utama dan PT Polly Jasa Persada ,alias pengusaha Indramayu.Sedangkan nilai pekerjaan Break Water Tirtamaya tersebut Tahun Anggaran 2011 mencapai Rp 7,9 miliar lebih(is/ras)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar