Jumat, 14 Januari 2011

Rektor IPDN Dituduh Diskreditkan Suku Sunda


SUMEDANG – "kba-GALANG"

Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri, I Nyoman Sumaryadi, diterpa isu telah mendiskreditkan suku Sunda.

Namun, Nyoman mengatakan tidak pernah mengeluarkan pernyataan berbau suku agama ras (SARA) terhadap suku Sunda.
“Justru saya mencoba mencontohkan nilai-nilai kearifan dari orang-orang Sunda,” kata Nyoman dalam keterangan pers di kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (13/1). Isu berbau SARA ini mencuat setelah Nyoman memberikan pernyataan dalam apel internal di jajaran IPDN, Rabu (12/1).


Dalam apel itu, Nyoman menyinggung tentang banyaknya kasus pencurian yang terjadi di lingkungan kampus IPDN. Kasus itu terjadi, terutama, saat praja sedang cuti.
Untuk mencegah pencurian, Nyoman meminta satuan pengamanan internal IPDN meningkatkan kinerja. Nyoman kemudian mencontohkan nilai-nilai kearifan orang Sunda, sehingga meminta satuan pengamanan IPDN meningkatkan kinerja.


Tanpa diduga, pernyataan Nyoman tersebar luas melalui pesan pendek ponsel (SMS). Menurut Nyoman, apa yang disebarkan melalui SMS itu tidak pernah dikatakannya.
“Ada yang memelintir pernyataan saya. Yang tersebar melalui SMS itu fitnah,” tegas Nyoman. Ketua Paguyuban Masyarakat Jatinangor, Deden Hana, menyatakan, klarifikasi diperlukan, mengingat SMS itu telah tersebar luas ke masyarakat. “Klarifikasi diperlukan agar masyarakat tahu yang sebanarnya,” pinta Deden.sumber sinar harapan (dio)-//kba.ajiinews//galang//.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar