Warga Sultra Berikan 4 Kg Emas ke Presiden
Masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) memberikan cendera mata berupa emas seberat 4 kilogram (kg) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Cendera mata tersebut diserahkan langsung Gubernur Sultra Nur Alam, SE di Jakarta, Kamis (20/1) lalu, seusai memaparkan potensi pertambangan yang dimiliki daerah itu.
“Cendera mata yang diberikan masyarakat Sultra berupa 4 kilogram emas. Ini merupakan hasil dari tambang emas di Kabupaten Bombana yang potensinya mencapai jutaan ton,” kata Gubernur Nur Alam kepada SH di Jakarta, Jumat (21/1) sore.
Ia mengatakan, dirinya memaparkan potensi tambang yang dimiliki Sultra di Sidang Paripurna Kabinet Indonesia Bersatu di Istana Negara, menyusul usulan pemerintah provinsi setempat yang ingin menjadikan daerah tersebut sebagai kawasan khusus bidang pertambangan nasional.
“Usulan itu sebagai upaya percepatan pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara, terutama dalam mengelola potensi tambang yang dimiliki seperti emas, nikel, dan aspal,” katanya.
Menurutnya, wilayah Sultra memiliki potensi pertambangan yang cukup melimpah, mulai dari tambang emas, nikel, aspal, batu marmer, batu bara, hingga minyak bumi dan gas alam.
Bahkan, khusus potensi tambang emas depositnya mencapai jutaan ton. “Potensi pertambangan yang demikian besar terkandung di bumi Sultra ini, hanya bisa menyejahterakan rakyatnya, jika daerah ini dijadikan kawasan pertambangan nasional,” katanya.
Untuk memaksimalkan pemanfaatan berbagai potensi tambang guna percepatan pembangunan Provinsi Sultra itu, kata Nur Alam, pemerintah pusat dalam hal ini presiden harus memberikan kewenangan penuh kepada gubernur untuk mengatur dan menata pengelolaan sumber daya alam di daerah.
Menurut Nur Alam, jika presiden memberikan kewenangan penuh atau semacam Badan Otorita, potensi tambang yang dimiliki Sultra, terutama tambang emas di Kabupaten Bombana, tidak hanya bisa menyejahterakan masyarakan Sultra, tetapi juga dapat memberi kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Jika pengelolaan potensi sumber daya alam ini diserahkan kepada gubernur, kami optimistis pada tahun 2028 nanti, pendapatan per kapita masyarakat Sultra bisa mencapai Rp 52 juta,” katanya.
Menurut Nur Alam, potensi tambang emas di Bombana mencapai jutaan ton. Jika potensi dari perut bumi itu diambil 10 persen saja, bisa mendatangkan uang triliunan rupiah per tahun.
Tambang lain yang juga berpotensi mendatangkan uang triliunan rupiah kata Nur Alam adalah nikel. Untuk pemanfaatan tambang tersebut, Pemerintah Provinsi Sultra sudah menandatangani nota kesepahaman dengan 17 investor nikel, salah satunya PT Jilin Horoc, perusahaan tambang nikel asal China.
“Perusahaan itu akan menanamkan investasinya di Sultra sebesar Rp 1,8 triliun dan mulai Maret nanti melakukan kegiatan eksplorasi nikel. Sebagai bukti keseriusan, perusahaan itu sudah memberikan jaminan kepada Pemerintah Provinsi Sultra sebesar US$ 100 juta,” katanya-sumber sinar harapan {agus san,a}//kba.ajiinews//galang//.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar