Menpan Berharap BUMN Ikut Membantu
Pemerintah menargetkan pembangunan Food Estate di Papua setidaknya bisa selesai 2014. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, saat ini pemerintah sudah menetapkan 570.000 hektare di luar lahan hutan untuk keperluan tersebut.
”Di 2011 kami bangun dulu infrastruktur dasarnya sekitar Rp 1 triliun untuk penataan air, jalan-jalan dan infrastruktur lain terkait penataan. Kemudian klaster-klasternya, baru kami undang investor,” ujar Hatta di kantornya, Jakarta, Senin (24/1) sore.
Menurutnya, dana sebesar itu diambil dari pos anggaran pembangunan infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). ”Di 2011 dananya besar untuk bangun infrastrukturnya. Itu infrastruktur dasar, selebihnya swasta,” tandasnya.
Hatta menjelaskan, konsep Food Estate rencananya berupa kawasan pertanian yang terintegrasi dengan kawasan industri di dalamnya. Food Estate ini berada di luar kawasan hutan dan permukiman penduduk. ”Sampai 2014. Untuk jangka menengah fokus untuk tebu, kedelai, dan beras,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Papua Barnabas Suebu menambahkan, sejauh ini sebenarnya sudah ada peminat-peminat yang ingin berinvestasi di sana. Partisipasi Pemerintah Daerah Papua sendiri menurutnya hanya berupa urusan perizinan dan penyiapan lahan masyarakat. Untuk pembangunan infrastruktur sepenuhnya diserahkan ke pemerintah pusat.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersedia terlibat sebagai investor dalam program Food Estate.
“Kami ingin ada BUMN yang ikut terlibat untuk memanfaatkan program Food Estate ini,” kata Suswono.
Sayangnya, sejauh ini menurutnya belum ada BUMN yang berminat menanamkan investasi dalam mega proyek pertanian Food Estate di Merauke, Papua. Investor yang berminat baru sebatas investor swasta dari dalam negeri.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengutarakan, dalam pembangunan Food Estate, pemerintah membutuhkan total anggaran sekitar Rp 100 triliun. Anggaran tersebut selain digunakan untuk pembangunan Food Estate juga untuk pembangunan infrastruktur penunjang seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan.
‘“Selain jalan provinsi, tidak kalah penting jalan kabupaten untuk menghubungkan tempat produksi,” tuturnya.
Selain menggiatkan pembangunan Food Estate, Hatta mengatakan inpres yang dibuat dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim dengan anggaran senilai Rp 2 triliun saat ini juga sudah dalam tahapan final dan ditargetkan selesai bulan ini juga.
Hatta mengatakan dana Rp 2 triliun untuk merespons perubahan iklim tersebut akan bisa digunakan untuk melakukan upaya mengantisipasi dampak iklim ekstrem mulai April 2011. “Itu sudah final. Targetnya selesai Januari, untuk antisipasi di April,” kata Hatta.
sumber sinar harapan (faisal rachman)//kba.ajiinews//galang//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar